Selasa, 27 November 2012

PUISI UNTUK PAPAH DAN MAMAH

hari ini adalah hari bahagia untuk kita semua yg berada di sekolah ini. Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita di kelilingi oleh orang-orang yg kita cintai. Berbicara tentang cinta, ada beperapa orang yg tentunga tidak di ragukan lagi ketulusan cintanya dan tiak akan pernah melepas cinta mereka untuk kita, yaitu keluarga,terutama orang tua. Keberhasilan dan perjuangan yg kita capai hari ini,tidak terlepas dari cinta,kasih sayang,dukungan,serta bimbingan dari orang tua. Bahagiaku surga mereka dan deritaku pilu mereka.
aku berdiri menggunakan toga ini di sebuah sekolah ini. Pandanganku tertuju pada dua oran di kejauhan sana, dengan senyuman yang tak asing lagi di mataku. Dua orang yg sangat aku hormati, aku cintai, dan aku sayangi, ya... Mereka papa dao mamahku. Dengan di sertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka.
seiring dg langkah terlintas di benaku, atas apa yg telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini. Mamah yg telah mengandung selama 9 bulan, mamah yg suda memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini, mamah juga yg telah merawatku dg penuh kelembutan dan kasih sayang.
papah yg telah mendidiku, pah yg rela bekerja banting tulan, ikhlas mengeluarkan keringatnya agar alu dapat menikmati hidup. Detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Apakah yg dapat kulakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup kuping, ga mau dengerin nasihat mereka, serin banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku. Sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalanku, sering juga aku banting pintu di hadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku, dan bahkan sering aku mengeluarkan kata-kata kasar yg ga pantas mereka dengar dari bibirku. Dasar cerewet, kuno, kolot. Tapi... Apakah mereka memendam perasaan dendam terhadapku? Tidak...tidak sama sekali,mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku. Mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka, bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa-doa mereka hingga aku menjadi seperti sekaran ini.
Ya Tuhan... betapa durhakanya aku? Tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku. Langkah-kangkahku berhenti dihadapan mereka, dan kupandangi papah dan mamahku inci demi inci. Badan yang dulu tega, kekar, kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam, kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai keriput.
Kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini. Kucium tangan mereka, kupeluk mereka sambil bdrkata.... Papah, mamh yang aku berikan gari ini tiak akan cukup membalas semua yang telah papa dan mama berikan selama ini kepadaku. Terimakasih pah, terimakasih mah, aku sanyang papa dbn mamah samPai akhir hayat. Terimakasih... Selamat membaca